Abdul Halim al-Attar, seorang ayah yg tak pernah merungut utk mencari rezeki demi sesuap nafkah utk anaknya...biarpun dihina dan dipandang rendah, dia nekad menjual pen sambil mendukung anak...sehinggalah satu hari, tiba-tiba dtg seorang ...............
Nasib seseorang memang tidak dapat ditebak, kadang diatas kadang dibawah, ya gapalah asal jangan macet terus-terusan dibawah aja. Tapi ada fakta yang perlu kita ketahui, bahwa sukses itu hanya mau berteman dengan orang-orang yang pantang menyerah. Bukan orang cengeng apalagi pemalas yang kerjanya berkhayal teruss, kaya engga yang ada fantat makin kapalan.
Salah satu bukti dalam kehidupan nyata bahwa pengorbanan, usaha dan kerja keras tidak akan pernah berakhir sia-sia seperti kisah ayah penjual pena yang mendadak kaya raya ini, setelah mendapatkan uang donasi sebanyak 2,6 milyar dari orang-orang yang simpatik akan perjuangannya mencari nafkah demi anaknya. Kisah ini bermula dari sebuah foto pria penjual pena bernama “Abdul Halim al-Attar”, seorang pengungsi asal Suriah (Syrian).
Dalam foto dirinya yang tersebar di dunia maya, banyak netizen yang merasa simpatik saat dirinya sedang berjualan pulpen. Dengan wajah yang menahan letih, Abdul tetap berjuang menjajakan dagangannya sambil menggendong Reem, putrinya yang masih berusia 4 tahun dan tampak Reem tertidur pulas di pundak sang ayah. Siapa saja orang yang ditemui oleh Abdul dijalanan, ia akan selalu menawarkan barang dagangannya meskipun banyak yang menolak.
Tiap sudut tempat orang-orang beristirahat dari taman, restoran ia pun selalu menyempatkan diri dengan harapan adakah orang yang bermurah hati untuk mau membeli pena yang ia jual.
Dari sindiran halus sampai ucapan kasar dari orang-orang yang menolak dagangannya sudah pernah ia alami. Ia sudah tak mengenal lagi rasa malu, ia sudah tak mengenal lagi rasa letih. Yang ia tahu hanyalah mencari uang demi menghidupi kedua anaknya Reem dan Abudellah.
Itupun hanya sekedar mencari makan sehari-hari saja, ia sudah lama tidak pernah membelikan putera dan putrinya pakaian ataupun mainan baru. Bahkan puteranya Abudellah sudah tiga tahun berhenti sekolah karena keterbatasan ekonomi.
Nasib Mujur Ayah Penjual Pena yang Mendadak Kaya Raya
Tapiii benar pepatah bilang, keajaiban itu masih ada untuk orang-orang yang tulus, tidak pernah mengeluh dan mau berkorban. Ketika Abdul sedang berusaha menjual penanya, Gissur Simonarson seorang aktivis dari Libanon tampak memperhatikan perjuangan Abdul. Dengan diam-diam ia pun memotret Abdul dan mengupload foto dirinya lewat Twitter dan memberikan tagar#BuyPens agar kiranya para netizen mau memberikan dengan ikhlas donasi untuk membantu Abdul.
Keajaiban itu benar-benar terjadi, hanya dalam waktu 30 menit saja, donasi uang sudah terkumpul lebih dari 5000 dollar atau sekitar 70 juta bila dirupiahkan. Jumlah sumbangan semakin bertambah dalam 3 jam sudah meningkat menjadi 238 juta dan diketahui jumlah terakhir berhasil terkumpul sebanyak 191 ribu dollar atau 2,6 milliar rupiah. Wow luar biasa bukan?
Dengan donasi uang dari kebaikan hati para netizen, Abdul akhirnya menjadikan modal untuk membuat toko roti, beberapa kedai kebab dan sebuah restoran sederhana. Semakin hari usaha yang dirintis Abdul semakin berkembang, tokonya semakin maju dan memiliki banyak cabang.
Dari sindiran halus sampai ucapan kasar dari orang-orang yang menolak dagangannya sudah pernah ia alami. Ia sudah tak mengenal lagi rasa malu, ia sudah tak mengenal lagi rasa letih. Yang ia tahu hanyalah mencari uang demi menghidupi kedua anaknya Reem dan Abudellah.
Itupun hanya sekedar mencari makan sehari-hari saja, ia sudah lama tidak pernah membelikan putera dan putrinya pakaian ataupun mainan baru. Bahkan puteranya Abudellah sudah tiga tahun berhenti sekolah karena keterbatasan ekonomi.
Nasib Mujur Ayah Penjual Pena yang Mendadak Kaya Raya
Tapiii benar pepatah bilang, keajaiban itu masih ada untuk orang-orang yang tulus, tidak pernah mengeluh dan mau berkorban. Ketika Abdul sedang berusaha menjual penanya, Gissur Simonarson seorang aktivis dari Libanon tampak memperhatikan perjuangan Abdul. Dengan diam-diam ia pun memotret Abdul dan mengupload foto dirinya lewat Twitter dan memberikan tagar#BuyPens agar kiranya para netizen mau memberikan dengan ikhlas donasi untuk membantu Abdul.
Keajaiban itu benar-benar terjadi, hanya dalam waktu 30 menit saja, donasi uang sudah terkumpul lebih dari 5000 dollar atau sekitar 70 juta bila dirupiahkan. Jumlah sumbangan semakin bertambah dalam 3 jam sudah meningkat menjadi 238 juta dan diketahui jumlah terakhir berhasil terkumpul sebanyak 191 ribu dollar atau 2,6 milliar rupiah. Wow luar biasa bukan?
Dengan donasi uang dari kebaikan hati para netizen, Abdul akhirnya menjadikan modal untuk membuat toko roti, beberapa kedai kebab dan sebuah restoran sederhana. Semakin hari usaha yang dirintis Abdul semakin berkembang, tokonya semakin maju dan memiliki banyak cabang.
Tak hanya bisa menyekolahkan anaknya saja, Ia pun kini telah mampu membeli sebuah apartemen yang cukup bagus untuk tempat tinggal dirinya dan kedua anaknya.
Hebatnya, meski Abdul sang ayah penjual pena yang mendadak kaya ini sudah hidup berkecukupan, sifatnya tak pernah berubah. Ia masih saja rendah hati, dan ia pun sudah bisa memperkerjakan 18 orang pengungsi suriah, yang nasibnya sama seperti ia miskin dulu.
Dikutip dari telegraph.co.uk, saat Abdul Halim al Attar diwawancara. Ia mengisahkan tentang perjalananan hidupnya yang penuh dengan keajaiban.
Tuhan selama ini telah memperhatikan kehidupanku dan akhirnya mengirimkan hamba-hambanya yang baik hati untuk menolongku. Meski aku dulu miskin, aku tak pernah mengeluh kepadanya. Aku berdoa kepada Tuhan dan yang aku pinta hanya satu saja. Meskipun aku sering kelaparan, tapi aku mohon jangan sampai kedua anakku kelaparan, ungkap Abdul Halim al-Attar. Wow! keren yah kisahnya, semua indah pada waktunya. Bukan begitu sahabat kejadiananeh.com?
Hebatnya, meski Abdul sang ayah penjual pena yang mendadak kaya ini sudah hidup berkecukupan, sifatnya tak pernah berubah. Ia masih saja rendah hati, dan ia pun sudah bisa memperkerjakan 18 orang pengungsi suriah, yang nasibnya sama seperti ia miskin dulu.
Dikutip dari telegraph.co.uk, saat Abdul Halim al Attar diwawancara. Ia mengisahkan tentang perjalananan hidupnya yang penuh dengan keajaiban.
Tuhan selama ini telah memperhatikan kehidupanku dan akhirnya mengirimkan hamba-hambanya yang baik hati untuk menolongku. Meski aku dulu miskin, aku tak pernah mengeluh kepadanya. Aku berdoa kepada Tuhan dan yang aku pinta hanya satu saja. Meskipun aku sering kelaparan, tapi aku mohon jangan sampai kedua anakku kelaparan, ungkap Abdul Halim al-Attar. Wow! keren yah kisahnya, semua indah pada waktunya. Bukan begitu sahabat kejadiananeh.com?
0 Response to "“Kalau Tak Jual, Anak Nak Mkn Apa ?” – Ayah Penjual Pen Dihina Jadi Jutawan Sekelip Mata"
Post a Comment